Tidak diragukan lagi, peran Mbah Hasyim penting sekali bagi perkembangan Islam di Nusantara. Ayahanda Menteri Agama fenomenal, KH A Wahid Hasyim, ini mendirikan Pesantren Tebuireng pada 1899 M. Hampir sebagian besar pesantren di Jawa dan Sumatera lahir dari rahim Pesantren Tebuireng.
Para kiainya juga pernah menjadi santri Mbah Hasyim. Selain itu, Hadratusy Syekh juga berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Beliau mengajak para santrinya untuk berjuang melawan penjajah. Menurut Mbah Hasyim, berjuang melawan penjajah hukumnya fardlu ‘ain, wajib bagi setiap kaum muslimin Indonesia.
Selain itu, Hadratusy Syekh juga berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Beliau mengajak para santrinya untuk berjuang melawan penjajah. Menurut Mbah Hasyim, berjuang melawan penjajah hukumnya fardlu ‘ain, wajib bagi setiap kaum muslimin Indonesia.
Sebagaimana diriwayatkan dalam film nasional berjudul Sang Kiai, pada 22 Oktober 1945, Mbah Hasyim mengeluarkan fatwa jihad. Isinya, hukum membela negara dan melawan penjajah adalah fardlu ‘ain alias wajib bagi setiap mukallaf (orang dewasa) yang berada dalam radius 88 kilometer.
Jadi, pahala perang melawan penjajah setara jihad fi sabilillah. Oleh karena itu, orang Islam yang gugur dalam peperangan itu dihukumi syahid. Fatwa jihad ini kemudian dikenal dengan istilah Resolusi Jihad. Perjuangan Hadratusy Syekh dalam membela Tanah Air menginspirasi lahirnya film Sang Kiai, sebuah film perjuangan yang diproduksi Rapi Films pada 2013.
Tak berlebihan kiranya jika pemerintah Indonesia menahbiskan Mbah Hasyim sebagai salah satu pahlawan nasional. Wal hasil, sebagai kaum muslimin Indonesia khususnya warga Nahdliyin, tidak patut larut dalam perayaan hari valentine. Karena di samping tidak ada manfaatnya bagi kita, justru dikhawatirkan menggerus keimanan dan ketakwaan.
Tampilkan Semua