Islampers.com, Jakarta – Syekh Fudhail bin Iyad merupakan pemimpin sebuah kelompok para perampok kelas kakap. Ia begitu dihormati dan setiap kata katanya selalu dipatuhi.
Namanya begitu terkenal di seantero Baghdad, sebagai seorang perampok kelas wahid yang tidak segan-segan membunuh siapa pun yang melawan dirinya.
Meski begitu, ia tidak pernah sekali pun meninggalkan kewajibannya sebagai hamba Allah, seperti shalat, puasa, atau rukun Islam lainnya.
Suatu hari, sebuah rombongan besar melintas di hadapan tenda Fudhail dan kelompoknya. Seorang pemuda yang ada dalam rombongan itu sebelumnya pernah mendengar tentang garangnya para perampok di daerah itu.
Alhasil, ia pun berpikir keras untuk menyembunyikan tasnya yang berisi emas. Aku harus menyembunyikan tas ini agar ketika mereka mencegat rombonganku, tas ini tetap selamat, ucap sang pemuda dalam hati.
Tampak dari kejauhan ada seorang lelaki sedang melakukan shalat di balik pohon. Ia pun berpikir untuk keluar dari rombongan dan menitipkan tasnya kepada lelaki itu, yang tiada lain adalah Fudhail.
Pemuda itu mengira Fudhail seorang asketis, sehingga ia pun tidak ragu untuk mempercayakan tasnya pada Fudhail.
Setelah menunggu beberapa waktu Fudhail mengusaikan shalatnya, pemuda itu berkata, Saya ingin menitipkan tas ini agar tidak diambil para perampok nan kejam itu.
Pergilah, letakkan tasmu di bawah pohon, kata Fudhail. Tanpa berpikir panjang, pemuda itu pun menurut dan meletakkan tasnya persis di bawah pohon di dekat Fudhail, dan kemudian kembali ke barisan rombongannya yang telah dicegat para perampok.
Nyata saja, semua barang bawaan mereka telah dijarah. Anehnya, ia melihat Fudhail berkumpul dengan para perampok sambil membagi-bagikan barang jarahan mereka. Malang benar nasibku, menitipkan tas pada seorang pencuri! gumam pemuda itu
Tampilkan Semua