Menyikapi huru hara yang terjadi, mengenai risalah Asyura’ yang dikeluarkan Rabithah Alawiyyah akhir akhir ini, sampai menyebabkan kelompok tertentu, diluar Ahlusunnah wal jamaah kepanasan, bahkan salah satu tokoh mereka marah marah di mimbar dan menuduh dengan fitnah yang kejih bahwa kami Ahlusunnah wal jamaah, membenci Imam Husein ra, bahkan menduuh kami yang ahlusunnah jijik dengan kisah dan sejarah syahidnya Imam Husein ra. di Karbala subhanaka ya rabb hadza buhtanun adzim
Kami yang beraqidahkan Ahlusunnah wal jamaah sangat cinta Imam Husein radhiallahu anhu, siapa yang tidak cinta Imam Husein Maka bukanlah Ahlusunah, termasuk dari salah satu inti keyakinan ajaran Ahlususnnah adalah mencintai Ahlulbait nabi saw jelas didalamnya adalah termasuk cinta terhadap Imam Husein ra.
Ketika diceritakan, atau sedang mengenang peristiwa syahidnya Imam Husein pastilah kita merasa sedih, itu sesuatu yang pasti bagi setiap orang yang didalam hatinya ada kecintaan kepada Rasulullah saw dan Ahlulbaitnya.
Sedih itu sesuatu yang spontanitas, tidak tepat dan tidak etis kalau dipaksakan atau dibuatkan hari khusus, atau acara khusus untuk bersedih dan meratap.
Banyak tokoh-tokoh Ahlusunnah yang menceritakan peristiwa karbala dengan penuh kesedihan di mimbar mimbar, dan hadirin pun banyak yang meneteskan air mata secara spontan .
Alfaqir sendiri hampir setiap tahun saat Asyura, terkadang bercerita di mimbar-mimbar tentang peristiwa syahidnya imam Husein ra. dan banyak hadirin yang menangis sedih sebagai bukti cintanya ke imam Husein ra.
Hanya saja perlu diperhatikan bahwa ada kelompok dengan aliran keyakinan yang menyimpang, dengan jahat membuat kisah syahidnya Imam Husein ra. di Karbala sebagai modal menjaring pengikut dan cari simpati ummat kepada ajaranya, ingat simpati untuk ajaranya, bukan simpati untuk Imam Husein ra. Karena untuk bersimpati dan mencintai Imam Huseim ra. Tidak perlu untuk mengikuti ajaran menyimpang tersebut, toh dalam Ahlusunnah wal jamaah diwajibkan mencintai Imam Husein ra.
Tampilkan Semua