Moderator Sdri. Ruli Aprilia mengatakan jika dalam jajak pendapat BNPT tahun 2017 memperlihatkan 39% mahasiswa di 15 provinsi tertarik pada paham radikal dan Riau termasuk dalam 15 daerah yang dikaji. Beberapa provinsi lainnya adalah Jawa Barat, Lampung, Banten, Sulawesi Tenggara, dan Kalimantan Tengah. Sementara pada bulan Agustus 2017, Wahid Institute menyebutkan 11 juta orang bersedia melakukan tindakan radikal, 0,4% penduduk Indonesia pernah bertindak radikal dan 7,7% mau bertindak radikal jika memungkinkan. Beberapa hal dalam menangkal radikalisme dengan sasaran utama adalah para pemuda dan mahasiswa yang menjadi tujuan utama dalam paham ekstrimisme maka dalam dunia digitalisasi perlu dilakukan sebagai berikut:
1. Para pemuda dan mahasiswa agar berhati-hati memilih media sosial yang akan dijadikan rujukan.
2. Hati-hati memilih konten media jika terindikasi mengarahkan pada kekerasan dan hal buruk lainnya karena itu adalah gerakan dari individu atau kelompok yang berusaha merekrut pemuda dan mahasiswa untuk melakukan tindakan intoleran dan radikal.
3. Pemuda dan mahasiswa jangan ikut serta dalam lingkaran media-media yang telah digunakan sebagai alat propaganda dan teror, justru pemuda dan mahasiswa mampu menjadi filter utama dalam menangkal radikalisme
Closing statement dari webinar tersebut adalah “Mari kita bersama-sama untuk mengenal lebih jauh masing-masing internal humanity agar terbangun spirit perdamaian dari dalam diri sehingga mampu ditransformasikan ke dunia yang lebih luas. Agenda dalam webinar ini semoga mampu menanggulangi gerakan radikal dan intoleransi dan diharapkan mahasiswa mampu memfilterisasi dengan bijak setiap paham yang masuk ke dalam kampus karena kampus juga menjadi salah satu pintu masuk dari segala paham-paham ideologi. Selanjutnya para pemuda dan mahasiswa mari bersinergi bersama-sama membantu Pemerintah dalam proses pencegahan gerakan radikalisme di Indonesia”.
Tampilkan Semua