Tentang Perjuangan Panjang Palestina Oleh Gus Ulil Abshar Abdalla

IMG 20210519 WA0010
Perjuangan Palestina

Penyerobotan tanah orang Palestina berlangsung terus sampai saat ini, dan terakhir terjadi di perkampungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur.

Meski saya mengkritik Israel, saya menolak sikap anti-semitik atau anti-Yahudi. Kita harus mengkritik Israel sebagai entitas politik. Kita tidak boleh membenci bangsa Yahudi sebagai manusia. Di mana saja, manusia sama saja: ada yang baik, ada jahat. Kaidah ini berlaku bagi manusia Yahudi, Muslim, Kristen, dan lain-lain. Sekali lagi, saya mengkritik Israel sebagai entitas politik yang melakukan tindakan represif. Tetapi saya menolak sikap anti-semitisme.

***

Sikap saya yang tegas soal Palestina ini tampaknya mengagetkan sejumlah kalangan. Pertama, kalangan yang untuk mudahnya saja saya sebut “Islam kanan.” Mereka kaget, kok bisa seorang muslim yang selama ini disebut “liberal” bersikap tegas terhadap Israel. Orang-orang ini tampaknya tidak tahu, semua pemikir muslim liberal dan progresif, baik di Indonesia atau di dunia, membela Palestina. Gus Dur membela Palestina, dan menggagas Malam Puisi Palestina di TIM Jakarta pada tahun 80an. Cak Nur membela Palestina. Buya Syafii Maarif membela Palestina, etc. etc.

Kelompok kedua yang kaget adalah SEBAGIAN (dan ini pun tidak banyak) teman-teman di luar Islam. Saya tak mau menyebut mereka secara spesifik, tetapi saya tahu (saya punya “telinga” di mana-mana). Kelompok ini tampaknya akan gembira sekali jika saya mengkritik sesama golongan dalam Islam, seperti salafi, wahabi, HTI, ISIS, dll. Mereka tampaknya ingin agar saya fokus bicara yang mengarah kepada kritik atas “(kelompok) Islam.” Mereka tidak suka jika saya mengkritik Israel.

Sikap mereka ini agak mirip dengan sebagian kalangan yang belakangan sering disebut “new atheists” yang memiliki trauma pada agama, terutama Islam. Kelompok terakhir ini (tidak semua, hanya sebagian saja) juga sama: lebih suka mendengar intelektual muslim melontarkan kritik atas (wacana tentang) Islam. Tetapi mereka tidak suka jika intelektual muslim itu mengkritik Israel. Sebab, entah karena apa, mereka ini menjadi “apologet-apologet” atau pembela Israel.

Tampilkan Semua
Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Relevant