Nabi Tidak Menyakiti Anjing
Oleh : KH Ma’ruf Khozin
Penasehat GMNU dan Ketua Komisi Fatwa Jawa Timur
ﻭﻟﻤﺎ ﺳﺎﺭ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ- ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ- ﻋﻦ اﻟﻌﺮﺝ- ﻭﻛﺎﻥ ﻓﻴﻤﺎ ﺑﻴﻦ اﻟﻌﺮﺝ ﻭاﻟﻄﻠﻮﺏ- ﻧﻈﺮ ﺇﻟﻰ ﻛﻠﺒﺔ ﺗﻬﺮ ﻋﻦ ﺃﻭﻻﺩﻫﺎ، ﻭﻫﻦ ﺣﻮﻟﻬﺎ ﻳﺮﺿﻌﻨﻬﺎ، ﻓﺄﻣﺮ ﺟﻤﻴﻞ ﺑﻦ ﺳﺮاﻗﺔ- ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ- ﺃﻥ ﻳﻘﻮﻡ ﺣﺬاءﻫﺎ، ﻻ ﻳﻌﺮﺽ ﻟﻬﺎ ﺃﺣﺪ ﻣﻦ اﻟﺠﻴﺶ، ﻭﻻ ﻷﻭﻻﺩﻫﺎ.
Ketika Nabi shalallahu alaihi wasallam sampai di Araj -saat menuju Makkah- Nabi melihat anjing betina sedang menyusui anak-anaknya. Nabi memerintahkan Jamil bin Suraqah untuk berdiri menjaga anjing dan anak-anaknya agar tidak diganggu oleh pasukan (Syekh Sholihi Asy-Syami, Subul Al-Huda wa Rasyad, 5/212)
Kepada hewan lain pun Nabi juga menunjukkan kasih sayang.
– Burung dan anaknya
ﻗﺎﻝ: ﻛﻨﺎ ﻣﻊ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻲ ﺳﻔﺮ، ﻓﺎﻧﻄﻠﻖ ﻟﺤﺎﺟﺘﻪ ﻓﺮﺃﻳﻨﺎ ﺣﻤﺮﺓ ﻣﻌﻬﺎ ﻓﺮﺧﺎﻥ ﻓﺄﺧﺬﻧﺎ ﻓﺮﺧﻴﻬﺎ، ﻓﺠﺎءﺕ اﻟﺤﻤﺮﺓ ﻓﺠﻌﻠﺖ ﺗﻔﺮﺵ، ﻓﺠﺎء اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻘﺎﻝ: «ﻣﻦ ﻓﺠﻊ ﻫﺬﻩ ﺑﻮﻟﺪﻫﺎ؟ ﺭﺩﻭا ﻭﻟﺪﻫﺎ ﺇﻟﻴﻬﺎ».
Kami bersama Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dalam perjalanan, Nabi berangkat untuk keperluan beliau. Kami menemukan burung kecil dengan 2 anaknya. Lalu kami ambil keduanya. Ternyata induk burung mengepak-epakkan kedua sayapnya. Kemudian Nabi shalallahu alaihi wasallam datang dan bertanya: “Siapa yang memisahkan induk burung ini dengan anaknya? Kembalikan anaknya kepada induknya” (HR Abu Dawud)
– Semut yang dibakar
ﻭﺭﺃﻯ ﻗﺮﻳﺔ ﻧﻤﻞ ﻗﺪ ﺣﺮﻗﻨﺎﻫﺎ ﻓﻘﺎﻝ: «ﻣﻦ ﺣﺮﻕ ﻫﺬﻩ؟» ﻗﻠﻨﺎ: ﻧﺤﻦ. ﻗﺎﻝ: «ﺇﻧﻪ ﻻ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﺃﻥ ﻳﻌﺬﺏ ﺑﺎﻟﻨﺎﺭ ﺇﻻ ﺭﺏ اﻟﻨﺎﺭ»
Nabi melihat sarang semut yang kami bakar. Nabi bertanya: “Siapa yang membakar ini?”. Kami menjawab: “Kami”. Nabi bersabda: “Tidak boleh menyiksa dengan api, kecuali (Allah) yang menciptakan api” (HR Abu Dawud)
Tampilkan Semua